Bos Tentara Bayaran Wagner

Negara Sumber Uang Bos Wagner Group

Wagner Group telah jadi pasukan andalan Rusia dalam perang melawan Ukraina di Bakhmut.

Namun selain berperang untuk Rusia, kelompok tentara bayaran ini juga menjalankan bisnis pengamanan di berbagai negara--yang tentunya menghasilkan banyak uang untuk mereka.

, Selasa (27/6/2023), berikut empat negara yang jadi sumber uang utama Wagner Group.

Dia menambahkan bahwa tawaran untuk Wagner menempatkan sejumlah tentara bayarannya di Belarusia masih berlaku. Langkah itu dinilai menjadi prospek yang mengkhawatirkan negara-negara anggota NATO yang juga bertetangga dengan Belarusia.

Lukashenko menegaskan dirinya tidak melihat hal itu sebagai risiko untuk Belarusia dan tidak meyakini jika tentara bayaran Wagner akan mengangkat senjata melawan negaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan terbaru Lukashenko ini disampaikan setelah laporan media-media lokal Rusia menyebut Prigozhin terlihat di St Petersburg. Keberadaan Prigozhin kembali di Rusia dipandang sebagai bagian dari kesepakatan yang memungkinkan dia menyelesaikan urusannya di sana.

Belum diketahui apa tujuan Prigozhin kembali ke Rusia.

Bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, dilaporkan sudah kembali pulang ke Rusia usai 'mengungsi' ke Belarusia. Tentara bayaran yang dipimpin Prigozhin juga dilaporkan tetap berada di kamp mereka sama seperti sebelum pemberontakan singkat terjadi akhir bulan lalu.

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Kamis (6/7/2023), informasi soal keberadaan terbaru Prigozhin itu disampaikan oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang sebelumnya membantu menengahi kesepakatan antara bos tentara bayaran Wagner itu dengan Kremlin.

Dalam kesepakatan itu, Prigozhin sepakat membatalkan pemberontakan bersenjata pada 24 Juni lalu dan menarik mundur tentara bayaran ke markas mereka, dengan imbalan jaminan keamanan untuk dirinya dan tentaranya, serta izin untuk mengasingkan diri ke Belarusia yang bertetangga dengan Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah pekan lalu menyebut Prigozhin berada di Belarusia, Lukashenko pada Kamis (6/7) waktu setempat mengatakan kepada wartawan internasional bahwa bos tentara bayaran Wagner itu kini berada di St Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia.

"Untuk Prigozhin, dia berada di St Petersburg. Dia tidak berada di wilayah Belarusia," ucap Lukashenko dalam pernyataan terbarunya. Pada 27 Juni lalu, Lukashenko mengatakan Prigozhin telah tiba di Belarusia sebagai bagian dari kesepakatan dengan Kremlin.

Dalam pernyataan terbaru, Lukashenko juga menyebut tentara bayaran Wagner tetap berada di kamp mereka di kota tersebut.

Lukashenko tidak menyebut secara spesifik lokasi kamp Wagner, namun tentara bayaran yang dipimpin Prigozhin bertempur bersama pasukan Rusia di wilayah Ukraina sebelum melancarkan pemberontakan bersenjata akhir Juni lalu.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Saat Wagner Bersiap Serahkan Peralatan Militer ke Rusia':

[Gambas:Video 20detik]

Seorang propagandis Rusia menuduh bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin hilang kendali dan memberontak setelah menerima dana publik miliaran Rubel. Prigozhin memimpin pemberontakan bersenjata yang hanya berlangsung singkat terhadap jajaran petinggi militer Moskow akhir bulan lalu.

Seperti dilansir AFP, Senin (3/7/2023), pemberontakan tentara bayaran Wagner itu hanya berlangsung singkat, namun menjadi momen sangat memalukan bagi Kremlin. Tentara bayaran Wagner yang tadinya berniat menyerbu Moskow membatalkan aksinya setelah kesepakatan tercapai antara Prigozhin dan Kremlin.

Dalam kesepakatan itu, Kremlin mengizinkan Prigozhin mengasingkan diri ke Belarusia dan membebaskannya dari tuntutan hukum sebagai imbalan atas langkahnya menarik mundur tentara bayaran Wagner ke pangkalan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan ini, narasi baru dari Kremlin mulai mencuat terkait pemberontakan tentara bayaran Wagner yang digagalkan itu.

"Prigozhin 'keluar jalur' karena uang yang besar," sebut salah satu wajah utama mesin propaganda Rusia, Dmitry Kiselev, dalam acara televisi mingguannya pada Minggu (2/7) waktu setempat.

"Dia pikir bisa menantang kementerian pertahanan, negara itu sendiri dan presiden secara pribadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Kiselev mengatakan bahwa operasi Wagner di Suriah dan Afrika telah memberikan Prigozhin perasaan memiliki impunitas, yang kemudian diperkuat oleh keberhasilan pasukan tentara bayarannya di medan pertempuran di Ukraina bagian timur.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Wagner Bersiap Serahkan Peralatan Militer ke Rusia':

[Gambas:Video 20detik]

Moskow (ANTARA) - Kremlin pada Kamis menyatakan tidak melacak pergerakan pemimpin tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, setelah Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengungkapkan Prigozhin sudah tidak lagi berada di Belarus.

Lukashenko adalah orang yang menengahi kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan Wagner Grup di Rusia bulan lalu.

Lukashenko mengungkapkan Prigozhin saat ini kemungkinan sudah berada di St Petersburg, atau barangkali telah bergerak ke Moskow.

"Dia tidak berada di wilayah Belarus," kata Lukashenko dalam konferensi pers di Minsk.Baca juga: Putin dan tentara bayaran Wagner

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berkata kepada wartawan bahwa belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Lukashenko.

Peskov juga menyatakan belum bisa memastikan agenda yang dibicarakan kedua kepala negara itu, namun sebelumnya Lukashenko menyatakan Prigozhin akan dibahas dalam pertemuan dengan Putin tersebut.

Sementara itu, menurut data yang melacak penerbangan pesawat, sebuah pesawat pribadi terkait Prigozhin meninggalkan St Petersburg menuju Moskow pada Rabu dan kemudian ke Rusia selatan keesokan harinya.

Namun demikian, belum jelas benar apakah Prigozhin berada dalam pesawat itu.

Televisi pemerintah Rusia pada Rabu malam kemarin memuntahkan kritik keras kepada Prigozhin dan menyatakan pemerintah Rusia saat ini tengah menggelar penyelidikan atas pemberontakan yang dilakukan bos Wagner tersebut.Baca juga: Rusia tawarkan tiga opsi ke tentara Wagner setelah pemberontakan gagal

Prigozhin menuduh para pejabat teras Rusia melakukan korupsi dan tidak kompeten memimpin perang di Ukraina, untuk kemudian menggelar "Parade Keadilan" pada 24 Juni sebagai protes terhadap pimpinan militer.

Manuver Prigozhin berakhir setelah Lukashenko menjadi mediator untuk krisis antara Wagner dan Rusia tersebut.

Tiga hari kemudian pada 27 Juni, Lukashenko menyatakan Prigozhin sudah tiba di Belarus sebagai bagian dari kesepakatan yang mengakhiri krisis politik di Rusia setelah para serdadu Wagner sempat menduduki kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan kemudian berusaha bergerak menuju Moskow.

Baca juga: Rusia klaim bunuh dua jenderal Ukraina, bos Wagner tolak teken kontrakBaca juga: NATO sebut perang ilegal Putin di Ukraina picu perpecahan di Rusia

Penerjemah: Jafar M SidikEditor: M Razi Rahman Copyright © ANTARA 2023

Mokow/Kiev (ANTARA) - Rusia menuduh bos tentara bayaran Yevgeny Prigozhin melancarkan pemberontakan bersenjata setelah dia bersumpah akan menghukum para petinggi militer yang dituding telah membunuh 2.000 laskarnya.

Langkah ini makin memperuncing perseteruan yang kian terbuka antara Prigozhin dan para petinggi militer.

Di tengah situasi yang memanas ini, dinas keamanan Rusia (FSB) mengajukan gugatan kejahatan terhadap Prigozhin, lapor kantor berita TASS.

FSB juga meminta para personel tentara bayaran Wagner Group agar tidak mempedulikan perintah Prigozhin dan sebaliknya menangkapnya.

Wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, Jenderal Sergei Surovikin, meminta petempur-petempur Wagner mematuhi Presiden Rusia Vladimit Putin, menerima komando dari para komandan militer Rusia dan kembali ke pangkalan mereka.

Dia mengatakan konflik politik bakal dimanfaatkan oleh musuh-musuh Rusia.

"Saya perintah kalian agar berhenti," kata Surovikin dengan tangan menyentuh senapan, dalam video yang diposting via Telegram.

Kebuntuan politik yang belum banyak terungkap itu tampaknya menjadi krisis domestik terbesar yang dihadapi Vladimir Putin sejak mengerahkan ribuan tentara ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Prigozhin yang pernah menjadi sekutu terpercaya Putin, dalam beberapa bulan terakhir tak bisa menyembunyikan perseteruan yang semakin sengit dengan para pemimpin Moskow.

Sebelumnya pada Jumat, dia kehabisan kesabaran dengan buka-bukaan menyebut alasan Rusia menyerang Ukrain didasari oleh kebohongan para petinggi militer.

Wagner Group memimpin pendudukan kota Bakhmut di Ukraina bulan lalu yang menjadi kemenangan terbesar yang dicapai Rusia dalam 10 bulan terakhir.

Prigozhin memanfaatkan keberhasilannya di medan perang untuk mengkritik para pejabat tinggi kementerian pertahanan dengan impunitas yang saat ini perlahan berkurang.

Selama berbulan-bulan, dia terang-terangan menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan panglima angkatan bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov, sebagai tidak kompeten.

Dalam serangkaian pesan audio lewat Telegram resminya larut malam, Prigozhin berkata: "Menteri pertahanan telah memerintahkan 2.000 jenazah agar disembunyikan agar tidak memperlihatkan kekalahan perang."

Dia menambahkan: "Mereka yang menghancurkan saudara-saudara kita, yang menghancurkan kehidupan puluhan ribu tentara Rusia, harus dihukum. Saya meminta agar tidak ada yang memberikan perlawanan."

"Ada 25.000 orang beserta kami dan kami akan mencari tahu mengapa kekacauan terjadi di negara ini."

Prigozhin berkilah tindakannya "bukan kudeta militer".

Dia juga menandaskan "sebagian besar militer sungguh-sungguh mendukung kami."

Sementara itu, menurut kantor berita TASS, aparat keamanan Rusia memperketat pengamanan di gedung-gedung pemerintah, fasilitas-fasilitas transportasi, dan lokasi-lokasi penting lainnya di Moskow.

Di lain pihak, Ukraina mengungkapkan serangan balasannya terhadap invasi Moskow belumlah diluncurkan.

"Saya ingin bilang bahwa pasukan utama kami belum terlibat dalam pertempuran, dan kami kini sedang mencari, menyelidiki titik-titik lemah pertahanan musuh," kata panglima angkatan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi.

Sementara itu, Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, panglima "Tavria" Ukraina atau front selatan, mengungkapkan pasukannya mencapai kemajuan di sektor Tavria.

Tarnavskyi mengungkapkan pasukan Rusia sudah kehilangan ratusan nyawa dan 51 kendaraan militer dalam 24 jam terakhir, termasuk tiga tank dan 14 pengangkut personel lapis baja.

Sumber: ReutersBaca juga: Bos tentara bayaran Rusia sebut perang di Ukraina didasari kebohonganBaca juga: 5,000 narapidana Wagner Group diampuni setelah berperang di UkrainaBaca juga: Wagner Group rebut Bakhmut timur setelah serangan rudal Rusia

Penerjemah: Jafar M SidikEditor: Atman Ahdiat Copyright © ANTARA 2023

Siapa Yevgeny Prigozhin, bos tentara bayaran Wagner yang tewas akibat pesawat jatuh?

Sumber gambar, Getty Images

Sejak berakhirnya pemberontakan bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin di Rusia dua bulan lalu, selalu ada kesan bahwa sosok yang sudah lama hidup penuh risiko ini telah bertindak berlebihan.

Dengan munculnya kabar bahwa dia berada di pesawat jet pribadinya yang jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Petersburg, ini menjadi akhir yang mengejutkan sekaligus tragis dari kehidupannya yang sangat bergejolak.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan jasa Prigozhin selama bertahun-tahun.

Namun pemberontakan gagal yang melibatkan tentara bayaran Wagner dianggap telah melampaui batas.

Putin mengutuk pemberontakan itu dan menyebutnya sebagai “pengkhianatan”. Setelahnya, tampak jelas bahwa peran Prigozhin di Rusia berakhir.

Prigozhin menghabiskan awal masa mudanya di penjara St Petersburg. Dia membangun bisnis katering yang berkembang pesat pada 1990-an. Bisnis katering itu membuatnya kaya dan mendapat perlindungan dari Putin.

Namun, petualangan Prigozhin sebagai tentara bayaran di Afrika, Suriah, dan Ukraina-lah yang menjadikannya sebagai seorang tokoh militer.

Akan tetapi dinamika kehidupannya berubah setelah Rusia menginvasi Ukraina, sehingga bekas koki presiden ini meraup kekuasaan serta kekayaan.

Laporan-laporan yang belum bisa dikonfirmasi menunjukkan bahwa pesawat Embraer Legacy milik Prigozhin terkena dua semburan api dari pertahanan udara militer.

Sumber gambar, Reuters

Kalau pesawat itu dengan sengaja dijatuhkan, tak banyak yang kaget mengingat Prigozhin memiliki banyak musuh. Dmitry Utkin, yang merupakan komandan Wagner pertama Prigozhin, juga merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut.

Prigozhin, 62 tahun, tampaknya lolos dari hukuman atas pemberontakan singkatnya yang berujung gagal terhadap Kremlin.

Berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, banyak tentara bayarannya dibolehkan kembali ke kamp di Belarus.

Sedangkan Prigozhin bisa pergi ke Rusia, lalu muncul di St Petersburg dengan pakaian santai selama pertemuan puncak para pemimpin Afrika di Rusia pada akhir Juli.

Videonya yang jenaka namun berbisa, yang berisi kata-kata kasar terhadap kegagalan lembaga pertahanan Rusia kemudian berakhir.

Televisi pemerintah selanjutnya menyiarkan penggerebekannya di sebuah rumah mewah di sekitar St Petersburg.

Sumber gambar, Reuters

Namun Prigozhin tidak pernah diam-diam pergi ke Belarus. Baru pada pekan ini, muncul video pidato pertamanya sejak pemberontakan yang gagal itu.

Latar belakang video itu berupa gurun, yang menunjukkan bahwa video tersebut diambil di Afrika.

Sambil mengenakan perlengkapan tempur, Prigozhin mengatakan bahwa suhu di sana mencapai 50C dan kelompok Wegner sedang merekrut tentara-tentara baru untuk menjadikan Rusia “lebih kuat di semua benua, dan Afrika bahkan lebih bebas”.

Prigozhin tampaknya kembali ke cikal bakal tentara bayaran yang dia tinggalkan beberapa tahun lalu ketika mendirikan perusahaan militer swasta Wagner, yang membantu menopang sekutu Rusia di Republik Afrika Tengah dan Suriah, dan menantang pengaruh Prancis di Mali.

Meskipun dia menyangkalnya selama bertahun-tahun, Prigozhin juga mendirikan tempat propaganda para blogger pro-Kremlin di sebuah kantor yang misterius di St Petersburg.

Sumber gambar, Getty Images

AS menyalahkan Badan Riset Internet miliknya karena memanfaatkan perang informasi untuk ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016.

Pada tahun ini, Prigozhin mengakui gagasan itu: “Ide ini diciptakan untuk melindungi ruang informasi Rusia dari propaganda anti-Rusia yang kasar dan agresif dari Barat.”

Dia menghabiskan waktu selama hampir satu dekade di penjara pada era terakhir Soviet karena kasus perampokan dan penipuan.

Namun ketika Rusia baru melupakan masa lalu Sovietnya, Prigozhin beralih ke bisnis katering.

Mulanya dia menjual hotdog, lalu beralih ke kulinter yang lebih mewah, dengan membuka beberapa restoran yang lebih mewah di St Petersburg.

Putin, yang saat itu menjabat sebagai wakil wali kota, memantau perkembangan ini.

“Vladimir Putin melihat bagaimana saya membangun bisnis dari sebuah kios,” katanya beberapa tahun kemudian.

Sumber gambar, Getty Images

Setelah Putin menjadi presiden, dia menjamu para pemimpin global seperti Jacques Chirac dari Prancis di restoran milik Prigozhin.

Bisnis katering yang sedang naik daun ini kemudian dijuluki “koki Putin”.

Ketika bisnis tentara bayaran memberinya pengaruh militer dan uang, bisnis katering inilah yang mengalirkan kekayaan kepada Prigozhin hingga tahun ini.

Tidak lama setelah pemberontakan Wagner yang gagal, Putin mengungkapkan bahwa tentara Prigozhin sepenuhnya didanai sebesar US$1 miliar (Rp15,24 triliun) oleh negara selama 12 bulan.

Sedangkan US$1 miliar lainnya disalurkan ke perusahaan katering Concord milik Prigozhin untuk memberi makan tentara-tentaranya.

Namun, hal itu hanya terjadi dalam kurun satu tahun. Laporan menunjukkan bahwa dia telah menerima lebih dari US$18 miliar (Rp274,4 triliun) dari kontrak dengan pemerintah sejak 2014.

Propagandis Kremlin, Dmitry Kiselyov, mengatakan bahwa uang sebanyak itu telah membuat Prigozhin “melewati batas”, namun eksploitasi di medan perang yang dilakukan oleh anak buahnya yang membuatnya merasa kebal.

“Dia pikir dia bisa menantang kementerian pertahanan, negara, dan presiden secara pribadi.”

Hal ini terjadi ketika kampanye militer Rusia di Ukraina gagal tahun lalu dan pejuang Wagner pimpinan Prigozhin mempelopori kampanye berdarah untuk merebut Kota Bakhmut di wilayah timur.

Sumber gambar, Telegram

Pada September lalu, Prigozhin mengunjungi penjara-penjara di seluruh Rusia dan menawarkan narapidana kesempatan untuk meringankan hukuman mereka sebagai imbalan jika bergabung dengan Wagner.

Ribuan orang tewas dalam perjuangan merebut Bakhmut. Banyak dari mereka adalah mantan tahanan yang tidak berpengalaman dan bersenjata lengkap.

Saat pertempuran mencapai puncaknya, Prigozhin muncul di video yang beredar di media sosial sambil berdiri di antara jenazah para tentara bayaran dan meminta amunisi.

Dia menunjukkan kebenciannya pada menteri pertahanan loyalis Presiden Putin, Sergei Shoigu, dan panglima angkatan bersenjata Valery Gerasimov.

"Shoigu! Gerasimov! Di mana... amunisinya?... Mereka datang ke sini sebagai sukarelawan dan mati demi Anda untuk menggemukkan diri Anda di kantor mahoni Anda," katanya.

Prigozhin menghindari kritik langsung terhadap presiden, dan malah selalu menyalahkan komandannya.

Namun ketika para panglima militer mengumumkan rencana untuk menempatkan pasukan Wagner dan “detasemen sukarela” lainnya di bawah struktur komando utama, Prigozhin tampak tersentak.

Ketika dia bersiap meluncurkan “gerakan untuk keadilan”, dia mempertanyakan invasi besar-besaran ke Ukraina dan menuduh Menhan Shoigu bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara Rusia.

Kremlin mengecam anggapan "histeria" bahwa pemberontakan Prigozhin telah melemahkan kekuasaan Vladimir Putin.

Setidaknya ini adalah awal dari berakhirnya pengaruh Prigozhin yang luar biasa dan berumur panjang di Rusia terhadap kepemimpinan Putin.

Bos tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Jumat (2/6), geram dengan pasukan pro-Moskow yang disebut mencoba meledakkan para anak buahnya. Prighozhin sendiri terlibat pertikaian dengan para petinggi militer pada beberapa bulan terakhir.

Pasukan Grup Wagner di bawah komando Prigozhin sebagian besar mundur dari Kota Bakhmut, Ukraina timur, yang sebagian besar mereka rebut bulan lalu setelah memakan banyak korban, dan menyerahkan posisi mereka kepada pasukan Rusia.

Prigozhin, menulis di Telegram, mengatakan anak buahnya telah menemukan belasan lokasi di daerah belakang tempat pejabat Kementerian Pertahanan menanam berbagai alat peledak, termasuk ratusan ranjau anti-tank. Ketika ditanya mengapa ranjau-ranjau itu ditanam di sana, para pejabat mengatakan itu adalah perintah dari atasan mereka.

“Tidak perlu menanam amunisi untuk menghalangi musuh, karena (area yang dimaksud) berada di area belakang. Oleh karena itu, kami dapat berasumsi bahwa ranjau ini dimaksudkan untuk menghadapi unit Wagner yang bergerak maju,” ujarnya.

Tidak ada amunisi dan ranjau yang meledak dan dan tidak ada yang terluka, katanya, menambahkan, "Kami menganggap ini adalah upaya cambuk publik."

Kementerian Pertahanan Rusia belum dapat dimintai komentar.

Prigozhin, yang sering mengeluhkan anak buahnya tidak diberi cukup amunisi untuk menyerang Bakhmut, mengatakan pada Rabu (31/5) bahwa dia meminta jaksa untuk menyelidiki apakah pejabat senior pertahanan Rusia telah melakukan "kejahatan" sebelum atau selama perang di Ukraina. [ah/ft]

Bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin yang melakukan pemberontakan terhadap militer Rusia. Dia menjalankan bisnis di banyak negara yang jadi sumber uang. Foto/REUTERS

telah menjadi sorotan dunia setelah melakukan pemberontakan singkat terhadap militer Presiden Vladimir Putin akhir pekan lalu.

Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengakhiri pemberontakan setelah mencapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju mengakhiri pemberontakan dengan imbalan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow dan dia dibiarkan pergi ke pengasingan di Belarusia.

Setelah pemberontakan bersenjata itu berakhir, tentara Rusia menggeledah kantor Prigozhin di St Petersburg.

Dalam penggeledahan itu ditemukan kotak-kotak berisi uang tunai 4 miliar rubel atau lebih dari Rp700 miliar. Kotak-kotak berisi uang tunai itu ditemukan di dalam mobil di dekat kantor Prigozhin.

Bos Wagner, tanpa menyebutkan lokasi dirinya, mengonfirmasi bahwa uang tunai itu memang miliknya untuk menggaji para tentara swasta Wagner Group.